Pathol
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
MuriaNewsCom, Rembang
– Bagi sebagian masyarakat Rembang, kesenian tradisional Pathol Sarang,
mungkin sudah tak asing lagi. Kesenian tradisional ini sepintas hampir
mirip dengan Sumo atau olahraga gulat khas Jepang.
Pathol Sarang ini dahulunya dipopulerkan
kaum nelayan di Kecamatan Sarang dan umumnya nelayan di sepanjang
pantai utara Kabupaten Rembang. Pathol ini berasal dari kata mathol
(tidak bisa bergerak). Dahulu, para nelayan kerap meminta tolong
temannya saat perahu kepathol karena kandas. Dari istilah itu, dalam
olahraga ini, dua orang yang berlaga saling berhadapan dan berusaha
saling mengunci satu sama lain, sampai satu di antaranya benar-benar
terkunci serta menyerah.
Ada juga versi lain yang menyebutkan,
jika Pathol Sarang ini dahulunya merupakan bentuk olahraga kanuragan,
dalam rangka mencari bibit-bibit pendekar yang unggul, yang dipersiapkan
untuk melawan penjajah ketika itu. “Pathol Sarang itu digunakan media
mencari bibit jagoan untuk melawan penjajah di zamannya,” kata Kepala SD
1 Temperak,Sarang Sugianto.
Ia katakan, Pathol Sarang ini ada
kemiripan dengan Sumo. Yang menjadi perbedaannya, di antaranya, dalam
Pathol Sarang, orang yang tak memiliki tambun juga boleh terjun di arena
pertarungan untuk melawan orang lain yang perawakannya sepadan. Pemain
Pathol harus telanjang dada, dan di pinggang masing-masing dililitkan
kain sarung atau tali “dadhung” untuk tempat pegangan lawan. Kemudian,
dalam laga, tak matras dan juga pertarungan dilakukan di tempat terbuka.
Selanjutnya, sepanjang pertarungan
gamelan ditabuh bertalu-talu. Jika gamelan berhenti, berarti pertarungan
usai. Pertarungan juga baru selesai jika salah satu petarung menyerah
atau dinyatakan kalah oleh wasit yang terdiri dari dua orang sambil
berjoged.
Untuk melestarikan kesenian tradisional
ini, SD 1 Temperak Sarang mengadakan kegiatan ekstra kurikuler berupa
Pathol Sarang. “Kita memang memberikan ekstra kurikuler itu kepada anak
didik. Dan alhamdulillah, saat ini kelompok Pathol Sarang tersebut
terdiri dari dua kelompok. Yakni kelompok anak-anak dan kelompok
dewasa,” paparnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar